“Ini keren sekali. Tempatnya sejuk dan asri. Di kejauhan terlihat Kota Magelang, dan katanya kalau pagi bisa melihat matahari terbit. Ini eksotis,” kata Ganjar.
Ganjar senang karena pengembangna kawasan Borobudur disambut antusias masyarakat. Dengan sadar, masyarakat yakin bahwa kelak kawasan Borobudur akan menjadi jujugan wisatawan.
“Jadi kalau ke Magelang dan ingin menikmati kesunyian, bersatu dengan alam dan ingin merenung, disini tempat yang bagus. Tempatnya keren, sejuk dan sangat nyaman. Jauh dari keramaian kota dan bisa bersantai dengan keluarga,” ucapnya.
Pengelola Glamping Linggarjati, Edi Hartanto mengatakan, terdapat tiga kamar tidur berbentuk seperti tenda di lokasi itu. Pengunjung dapat menikmati suasana sunyi dengan ngecamp di tempat itu hanya dengan biaya Rp375.000. Sementara di akhir pekan atau libur nasional, harganya sedikit naik menjadi Rp400.000.
Baca Juga : Ormas Jarum Bersama Batalyon Mandala Yudha Santuni Anak Yatim
“Di sini tidak ada sinyal, tidak ada musik, tidak ada televisi. Jadi benar-benar sunyi,” katanya.
View pedesaan di pegunungan menjadi daya tarik tersendiri. Hamparan ladang kol dan aneka sayuran terhampar di sepanjang mata memandang. Kicau burung liar juga menambah suasana menjadi romantis.
Aneka menu masakan ndeso siap memanjakan lidah para pengunjungnya. Apalagi, sayur yang disajikan sangat segar karena dipetik langsung dari ladang di sekitarnya.
“Meski pandemi, pengunjung tetap ramai datang ke sini. Jadi kalau mau menginap, harus reservasi dulu dan harus berlomba dengan calon pengunjung lainnya,” tutupnya. (Red)
Berita Terkait : https://www.beritajuang.com/11898/tambah-skill-wbp-lapas-rangkasbitung-di-latih-pembuatan-telur-asin/