Berawal dari hal itu, lanjut Sudarwati, biola bambu karya Mbah Min mulai dikirim ke berbagai tempat. Mulai pesanan dari IPB sendiri sampai ada pesanan dari Hongkong dan Malaysia. Selama ini Mbah Min hanya melayani pesanan yang masuk. Biasanya dipesan melalui daring.
“Yang rutin itu pesanan dari IPB dulu. Ini baru merintis untuk produksi massal. Kesulitannya selama ini memang penjualan,” katanya.
Terkait proses pembuatan, satu biola bisa dikerjakan dalam waktu tercepat selama satu hari. Proses yang lama adalah saat mengeringkan bambu karena bisa mencapai enam bulan untuk mendapatkan bahan bambu terbaik. Semua prosesnya dikerjakan secara manual.
“Semua manual. Selain dari bambu juga buat yang dari kayu, ada juga biola elektrik. Semua bahan diambil di pasar lokal,” ujarnya.
Baca Juga : Ganjar : Ruang Isolasi Harus Segera Di Siapakan
Ganjar yang berkunjung ke rumah Mbah Min sempat melihat beberapa koleksi biola bambu dan kayu. Menurutnya, biola bambu karya Mbah Min tersebut merupakan karya keren bahkan menjadi satu-satunya dari Kudus. Bagi yang ingin memiliki karya biola bambu itu bisa langsung menghubungi Mbah Min atau datang langsung ke rumah sekaligus tempat produksinya.
“(Biola) ini dari bambu. Saya kira ini pertama yang ada dan istimewanya ini dari Kudus. Biola dari bambu ini keren. Lalu ada juga yang dari kayu. Ternyata keterampilan awal Pak Ngatmin (Mbah Min) itu ukir kayu. Dari keterampilan itu dan dibantu dari IPB maka jadilah alat musik dari bambu ini,” katanya. (Red)
Berita Terkait : https://www.beritajuang.com/12585/kutuk-israel-barkim-semoga-allah-beri-pertolongan-warga-palestina/