TransRakyat.com Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar ruang “wadul” atau pengaduan untuk mendengarkan cerita dan laporan terkait kawin bocah dibuka sebanyak-banyaknya. Hal itu disampaikan setelah Ganjar mendengar cerita dari orang tua anak penyintas kawin bocah dalam acara Talkshow Gelar Expo Jo Kawin Bocah di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Rabu, (9/6/2021).
Awalnya seorang ibu bercerita mengenai anak perempuannya yang terpaksa menikah pada usia sekitar 16 atau 17 tahun. Pernikahan itu terpaksa dilakukan karena si anak sudah hamil duluan. Saat itu pasangan laki-laki yang juga masih di bawah umur belum bekerja.
“Saya ibu dari anak yang terpaksa melakukan perkawinan bocah akibat perlakuan bapaknya. Saya mendapat KDRT dadi suami sampai akhirnya berpisah. Anak saya diculik setelah pulang sekolah dan dikoskan di tempat mewah,” ujar ibu itu mengawali cerita.
Sang ibu yang tidak tahu keberadaan anaknya itu sudah mencari lama. Sampai akhirnya anak perempuannya pulang dalam keadaan hamil.
Baca Juga : Kapolri Instruksikan Percepat Penanganan Wilayah Bencana dan Tingkatkan Pelayanan Warga Kebutuhan Khusus
“Waktu pulang sudah hamil. Saya tanya tidak mengaku terus minta bantuan sampai anak saya mengaku dihamili pacar. Memang pacarnya mau tanggung jawab untuk menikahi tetapi kondisinya saat itu tidak ada modal dan tidak bekerja,” katanya terbata-bata.