TransRakyat.com Jakarta – Epos Mahabharata menyimpan banyak catatan tentang perempuan perkasa yang mampu menginspirasi. Srikandi, misalnya. Kemampuannya memanah berhasil mengalahkan Bisma.
Tapi pencapaian Srikandi tidak serta-merta muncul begitu saja. Tempaan dan gemblengan dari berbagai latihan hingga kontemplasi terhadap diri serta lingkungan, adalah modal awal keahlian dari Srikandi.
Serupa dengan polisi wanita (Polwan) bernama Fajar Astuti.
Perempuan berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda) tersebut, menapaki hidup seperti Srikandi.
Berasal dari Keluarga Petani
Bripda Fajar Astuti adalah sulung dari empat bersaudara. Lahir di Sleman, Yogyakarta, 28 Oktober 1998, orangtua Bripda Fajar bekerja hanya sebagai petani cabai di lereng Gunung Merapi. Tepatnya di kawasan Turi, Sleman, Yogyakarta.
Baca Juga : Diduga Ada Pemalsuan Jual-Beli, Kuasa Hukum Ahli Waris Sanusi Datangi Kantor Desa Maja
Menjadi tulang punggung keluarga, Bripda Fajar menjalani karir di Kepolisian Republik Indonesia, lengkap dengan berbagai kerikil. Salah satunya, melawan rasa tidak percaya diri.
“Saya mudah inscure. Apalagi latar belakang saya yang hanya berasal dari keluarga petani cabai. Tapi karena tanggung jawab menjadi tulang punggung keluarga, membuat saya harus belajar untuk mengendalikan ketidak-percayaan diri tersebut”, kata Bripda Fajar.