“Enggak mudah buat saya untuk mengikuti tes tersebut karena kami diwajibkan bisa berbahasa Inggris saat tes dengan menyerahkan sertifikat TOEFL, serta harus mahir mengemudi, dan dengan rentang waktu yang begitu singkat” ceritanya.
Usai menjalani serangkaian tes, Bripda Fajar kembali harus menghadapi rasa was-was, dengan menunggu pengumunan yang berjarak 7 bulan setelah tes. Ia hanya bisa mempersiapkan diri dengan berbagai kemungkinan, berkontemplasi sambil mengadu kepada Sang Maha Pencipta. Juga meminta doa kepada orang tuanya.
“Alhamdulillah, saya akhirnya dinyatakan lolos seleksi dan mengikuti Latihan Pra Penugasan Garbha FPU 3 Minusca. Akhirnya berbagai doa saya yang awalnya hanya sekadar coretan di buku diary, sebentar lagi akan terwujud,” ujarnya sambil tersenyum dan menujukkan buku diary miliknya.
Hidup Bripda Fajar berganti. Sejak April 2021, ia menjalani berbagai tahapan latihan. Mulai dari pelatihan bahasa Prancis dan Inggris, hingga pelatihan keahlian khusus bagi anggota FPU Minusca 3. Mulai dari pelatihan manase, mekanik, driver taktis, dan lainnya.
Baca Juga : Gubernur Jawa Tengah Ikuti Rakor Evaluasi PPKM Darurat
Tidak berhenti sampai di situ, sebagai anggota pasukan taktis, kini anak petani cabai dari lereng Gunung Merapi yang awalnya kerap dihinggapi rasa insecure, kembali melaksanakan pelatihan bertahap lainnya yaitu pelatihan taktis dan pendalaman bahasa Prancis.
“September 2021 rencananya kami diberangkatkan ke Central Afrika. Doakan saya selalu agar menjalankan tugas dengan baik sebagai anggota pasukan keamanan PBB, seperti yang saya cita-citakan. Membanggakan Indonesia, orang tua dan mbah putri yang sangat saya sayangi,” pungkasnya. (Red)
Berita Terkait : https://www.beritajuang.com/15915/rupbasan-kelas-1-cirebon-menerima-kunjungan-dinas-dari-bank-bjb-cabang-kalimalang/