Jawa Tengah, berdasarkan data pusat kata Ganjar sudah menunjukkan penurunan mobilitas hingga 21 persen. Hanya di beberapa daerah sempat mengalami lonjakan tajam seperti di Kota Semarang.
Analisa penyebab lonjakan mobilitas ini adalah pergerakan di kawasan industri. Melalui Dinas terkait, pihaknya telah berkoordinasi dengan para CEO dan pengusaha untuk mengatur perusahaannya dan memperbaiki diri sesuai kebijakan yang ada.
“Kita harapkan semuanya nanti kita bisa mendapatkan (data mobilitas) ini, maka akan menjadi feedback buat kita kapan bisa memperbaiki,” ujarnya.
Ganjar mengatakan, penekanan pergerakan ini jadi upaya yang efektif dalam penanganan pandemi COVID-19. Menurutnya, berapapun penambahan tempat tidur ICU di rumah sakit, penambahan jatah oksigen hingga SDM tidak berpengaruh terhadap penyebaran penyakit.
Baca Juga : Peduli Kemanusiaan, Polsek Tanjung Duren Bagikan Sembako Kepada Pedagang Kaki Lima
“Yang bisa mengurangi adalah menghentikan orang bergerak, menghentikan orang dengan mobilitas tinggi, mendisiplinkan mereka dengan 5M, itu saja,” tegasnya.
Ganjar mengatakan, masyarakat punya peran penting dalam pengendalian Pandemi COVID-19.
“Hari ini kita bicaranya nggak bisa sisi hilir saja maka dari PPKM kenapa pergerakan dilihat dan sebagainya itu karena tidak bisa menyelesaikan di rumah sakitnya. Harus di masyarakatnya,” tandas Ganjar. (Red)
Berita Terkait : https://www.beritajuang.com/16034/lmp-macab-lebak-meminta-satpol-pp-tindak-tegas-pt-indo-pasific-agung-di-citeras/