Kabidhumas Polda Banten Paparkan Efektifitas Manajemen Media

TRANSRAKYAT.COM, BANTEN – Mengawali tugas, Kabidhumas Polda Banten Akbp Shinto Silitonga memberikan refleksi tentang efektifitas manajemen media kepada seluruh personel Bidhumas bertempat di ruangan press conference, Selasa,(16/11/2021).

Kabidhumas Polda Banten mengatakan bahwa Manajemen media ditubuh Polri dimulai sejak kepemimpinan Kapolri Jendral Tito Karnavian yang dikenal dengan Program Promoternya.

“Manajemen media dimulai sejak kepemimpinan bapak Kapolri Tito Karnavian pada tahun 2014 yang dikenal dengan Program Promoter, manajemen media berguna untuk menekan berita negatif dan mengangkat berita positif, Selanjutnya diharapkan kegiatan berita tentang Kepolisian dapat mendominasi media, karena 60% persepsi publik dipengaruhi oleh media. Karena hal yang belum tentu benar dapat memunculkan persepsi sehingga terbentuk opini masyarakat tentang Kepolisian,” Kata Shinto.

Lanjutnya mengatakan, tantangan Polri yang perlu dikelola oleh fungsi humas kepolisian yaitu perkembangan teknologi informasi, keterbukaan informasi, perkembangan masyarakat yang begitu cepat, media morfosis dan post truth era.

“Tantangan Bidhumas kedepan meliputi perkembangan Teknologi informasi (Digitalisasi dan Industri 4.0), Keterbukaan informasi publik dan perkembangan masyarakat, media morfosis (tahapan perkembangan perubahan media konvensional menjadi media digital), serta era post truth (pasca kebenaran), diera post truth dimana fakta tidak dapat dijadikan pedoman untuk membuat persepsi publik tentang suatu kebenaran,”ujarnya.

Selanjutnya Shinto menyampaikan bahwa media morfosis merupakan fenomena dimana media konvensional bertransformasi menjadi media online, banyak sumber informasi saat ini berada dalam satu genggaman, dan semua orang dapat memproduksi informasi dan menjadi media atau citizen journalist.

“Media morfosis merupakan tahapan perkembangan perubahan media konvensional menjadi media digital, dengan perkembangan perubahan media ini sangat mempengaruhi untuk perkembangan media saat ini,”Ujar Shinto

Shinto memberikan contoh pentingnya dalam pengelolaan manajemen media.”10 ribu perbuatan negatif personel Kepolisian dapat ditutup oleh satu pemberitaan yang positif, demikian juga sebaliknya 400 ribu personel Polri yang baik dapat tertutupi oleh satu pemberitaan negatif oknum personel Polisi,”Ujar Shinto.

Shinto menambahkan bagaimana cara mengelola issu dengan baik.”Mengelola issu sangat penting, untuk itu perlu adanya kontrol dengan baik, itu dapat disesuaikan dengan kondisi saat ini dan prediksi situasi kedepanya, issu dapat disesuaikan dengan kalender Kamtibmas dan momen event nasional maupun event internasional .

Selanjutnya Kabidhumas menjelaskan filosofi manajemen media. “Filosofinya adalah mengangkat yang kecil menjadi besar dan dapat mempengaruhi opini dan perilaku masyarakat, jika tidak dapat mengelola informasi dengan baik maka akan terjadi ancaman Kamtibmas.”Kata Shinto.

Lanjut Shinto menjelaskan peran strategi dalam mengelola media di era post truth atau diera industri 4.0. “Tantangan polri diera post truth, revolusi industri 4.0 dan perkembangan tekhnologi informasi digitalisasi sangat mempengaruhi dalam bidang kehumasan polri, oleh karena itu Humas polri harus siap dalam sumber daya manusia, sarana dan prasarana.”Ucap Shinto.

Terakhir Kabidhumas menjelaskan tentang peran Humas polri. “Peran Humas polri dalam media konvensional dan media sosial adalah memberikan informasi dan mencerdaskan masyarkat, mengelola ancaman harkamtibmas, Humas polri memiliki peran strategi dalam mengelola media konvensional dan media sosial sebagai bagian dari kebijakan utama dalam program manajemen media,” Tutup Shinto.

 

 

(*lis/ji/Red)

A Rosyad:

This website uses cookies.