TRANSRAKYAT.COM, LEBAK – Sekertaris PW Keluarga Mahasiswa Lebak (PW Kumala) Rangkasbitung menanggapi statemen yang disampaikan oleh Ketua PPWI Lebak. Menurutnya, tentu hal tersebut sangat menarik dan menjadi sebuah dinamika yang tentunya menurut dia harus menjadi solusi.
“Menurut saya, Organisasi PPWI ini adalah organisasi atau wadah untuk para pewarta atau Persatuan Pewarta Warga Indonesia, dan tentu saya sangat menghormati. Namun, kali ini saya heran, kenapa Ketua PPWI Lebak ini masuk keruang yang menurut saya kurang tepat. Bahkan setatmenya di media memperlihatkan kemarahan dan kebencian,”tegas Van Kadavi, Jumat (14/1/2022).
Kata Kadavi, inti dari persoalan menanggapi atau menyoroti sebuah persoalan tentu semua ingin ada solusi yang terbaik untuk kebaikan para petani khususnya di desa Mekarjaya, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak.
“Dan menurut saya tentu pak jaro Udi sangat wajar membela warganya dan tidak ada sedikitpun ada unsur provokatif. Saya secara peribadipun sangat antusias dan hari nurani saya bergerak untuk turun langsung melihat kondisi para petani. Jujur, saya apresiasi kepada pak jaro yang hingga saat ini konsisten terhadap warga atau petani yang terdampak,”ujarnya.
Lanjut Kadavi, dirinya juga sangat prihatin dan ia juga mengaku langsung turun ke lokasi sawah petani yang terdampak oleh air limbah galian pasir tersebut yang sudah seperti lautan.
“Bagaimana kita di hadapkan langsung dengan masyarakat yang sawahnya di cemari limbah pasir dan tidak bisa di garap. Padahal itu mata pencaharian untuk hidup para petani,” katanya.
Apakah, kata Kadavi, selama kekitar kurang lebih 6 tahun mereka tahu, para petani menjerit, petani menangis. Karena memang perkara ini sudah berlangsung sejak lama.
“Dan pak jaro Udi, pejuang limbah serta petani terdampak sedang berjuang. Sebelum beliau jadi jaro pak jaro Udi telah memperjuangkan sawah petani itu, dan tentu mereka sudah sesuai aturan dan sangat elegan,” katanya.
Namun sayangnya, waktu itu, lanjut Kadavi, menurut keterangan warga dan pak jaro Udi, hal itu tidak ada respon dan solusi yang terbaik untuk warganya.
“Sehingga sampai kembali ramai lagi setelah kami dari Kumala angkat bicara soal isu galian pasir ini ke awak media. Sampai lokasi sawah yang terdampak itu datangi oleh Ketua DPRD Lebak, Dinas LH, BPBD dan Dinas SDA juga saya dari Kumala kelokasi,” katanya.
“Membicarakan teknis penyelesaian sampain sekarang ini, dan kita garis bawahi dari sikap wajar yang saya tegaskan kepada awak media, dimana masyarakat sudah lelah atas persoalan ini yang tidak kunjung selesai atau ada solusi. Padahal itu hak petani, toh sawahnya yang terkubur limbah,”lanjut Kadavi.
Lanjut Kadavi, adapun dirinya berpihak kepada para petani yang terdampak itu sangat wajar dan harus.
“Saya selaku mahasiswa bertanggung jawab, sebagai agen of sosial, kami peka dan kami peduli kepada masyarakat kecil yang tertindas tidak ada unsur apapun,”tegasnya.
(*MAN/ RED)