Pada 1992, ia memperoleh gelar Master of Philosophy (MPhil) dari Departemen Sejarah, Columbia University tahun 1990, dan Doctor of Philosophy Degree dengan disertasi berjudul The Transmission of Islamic Reformism to Indonesia: Network of Middle Eastern and Malay-Indonesian ‘Ulama ini the Seventeenth and Eighteenth Centuries. Tahun 2004 disertasi yang sudah direvisi diterbitkan secara simultan di Canberra (Allen Unwin dan AAAS), Honolulu (Hawaii University Press), dan Leiden, Negeri Belanda (KITLV Press).
Kembali ke Jakarta, pada 1993 Azyumardi mendirikan sekaligus menjadi pemimpin redaksi Studia Islamika, sebuah jurnal Indonesia untuk studi Islam.
Pada tahun 1994-1995 dia mengunjungi Southeast Asian Studies pada Oxford Centre for Islamic Studies, Oxford University, Inggris, sambil mengajar sebagai dosen pada St. Anthony College.
Baca Juga : Tiga Tersangaka Pencuri Handphone Diringkus Polsek Kembangan
Azyumardi Azra adalah seorang akademisi berprestasi, pemikir Islam progresif dan satu dari salah seorang cendekiawan muslim “pendobrak” dan pembaru.
Kiprahnya selama ini di dunia pendidikan Islam menghasilkan inovasi-inovasi yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Salah satu hasilnya adalah, transformasi IAIN Syarif Hidayatullah menjadi UIN Syarif Hidayatullah, yang menjadikan institusi pendidikan Islam bisa masuk ke dalam arus utama, menjadi lebih open-minded, berkualitas dan bermartabat di mata masyarakat.
Azyumardi terpilih sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 1998 dan mengakhirinya pada 2006. Pada tahun 2010, dia memperoleh titel Commander of the Order of British Empire, sebuah gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris dan menjadi ‘Sir’ pertama dari Indonesia.
Azyumardi menikah dengan Ipah Farihah dan dikaruniai 4 anak, yakni Raushanfikri Usada, Firman El-Amny Azra, Muhammad Subhan Azra, dan Emily Sakina Azra. (Red)
[…] Baca Juga : Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra Ajak Kembangkan Jurnalisme Berbasis Pancasila […]