Sahrul meminta agar pemerintah segera menutup tambang pasir yang membandel. Khususnya yang melakukan muatan truk pasir dengan melebihi kapasitas juga bermuatan pasir basah.
“Kami minta segera ditutup, jika pengusaha pasir terus membandel. Jika masih ada saja yang melintas dengan overload dan bermuatan pasir basah kemudian tidak di tindak, berarti adanya pembiaran. Kami akan terus melakukan pemantauan. Karena, warga banyak yang resah dan rawan kecelakaan,” tandasnya.
Baca Juga : Warga Desa Guradog ucapkan Terima Kasih adanya Pembangunan Jalan Lingkungan
Sementara salah satu warga Pertigaan Rancagawe, Dewi juga mengaku resah karena truk yang bermuatan pasir tersebut menyebarkan bercik di udara.
“Kadang, ketika saya berkendara jadi debu pasir itu suka ke mata juga. Untung saja tidak terjadi apa apa. Ya, pak, kami minta ditertibkan lah supaya tertata baik. Boleh usaha, tapi jangan merugikan orang lain,” ujarnya.
Gelar Aksi Demo di Kantor Pemda dan DPRD Lebak, DPC GMNI Lebak Desak Tambang Pasir Bandel Ditutup
Asisten Daerah (Asda I) Kabupaten Lebak Alkadri mengaku, Pemda Lebak sudah fokus dan berusaha semaksimal mungkin dalam menangani dan bertindak terhadap truk muatan pasir tersebut.
“Saya sebagai pemerintah tetap butuh kritisi dari temen-temen mahasiswa, dalam rangka membangun keseimbangan. Tapi kita juga sudah fokus dan sudah berusaha semaksimal mungkin, hanya saja kita lemah karena kekurangan personil, kekurangan waktu dan kekurangan anggaran,” kata Alkadri.
“Kita juga sudah sepakat dengan OPD akan mengupayakan untuk lebih tegas terkait pelanggaran di wilayah-wilayah, khususnya di wilayah tambang pasir,” sambung Alkadri. (Red)
[…] Baca Juga : Gelar Aksi Demo di Kantor Pemda dan DPRD Lebak, DPC GMNI Lebak Desak Tambang Pasir Bandel Ditutup […]