Transrakyat.com JAKARTA, __ Rencana Kementerian BUMN yang akan menduetkan Simon Aloysius Mantiri – Mochamad Iriawan sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) yang baru, melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada pekan depan dinilai tepat. Keduanya dikenal orang dekat Presiden Prabowo Subianto sehingga menjamin terselenggaranya kepemimpinan yang solid yang diperlukan guna membangun kepastian ketahanan energi nasional. Namun yang terpenting keduanya diyakini sangat memahami visi Presiden Prabowo Subianto dalam menugaskan Pertamina yang akan menuju swa sembada energi.
“Pertamina yang memiliki 111 (seratus sebelas) obyek vital nasional akan terbantu dengan keberadaan Komjen Pol (Pur) Mochamad Iriawan selaku Komisaris Utama, berbekal pengalamannya yang panjang selama berdinas di Polri. Dapat meningkatkan koordinasi, pengawasan dan sinergitas antara Pertamina dan Polri. Sedangkan Simon Aloysius Mantiri yang bakal digeser menjadi Direktur Utama adalah seorang profesional yang berpengalaman dalam memimpin perseroan yang bergerak dalam bidang energi yang diyakini mampu mengelola operasi Pertamina untuk mempertahankan pertumbuhan laba, ” demikian pendapat Jerry Massie, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S) kepada wartawan di Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Menurut Jerry Massie, bahwa Simon Aloysius Mantiri – Mochamad Iriawan berasal dari partai Gerinda tidak perlu dipersoalkan, lantaran keduanya memenuhi kualifikasi sebagai profesional. Sepanjang tahun 2023, PT. Pertamina mencatatkan laba total US$ 4,77 miliar atau sekitar Rp. 72,7 Triliun. Perolehan laba tersebut naik 17% dibanding tahun 2022.”Tolok ukur keberhasilan kepemimpinannya dapat dilihat nanti sejauhmana keduanya dapat mempertahankan pertubuhan laba persero pada kisaran itu“ tukasnya lagi.
Kandidat Dirut PT. Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, lelaki asal Kawanaua ini adalah anggota Dewan Pembina DPP Partai Gerinda, mantan Personal Assistant CEO PT. Nusantara Energi, perusahaan yang dimiliki oleh Presiden Prabowo Subianto yang membawahi sekitar 27 anak perusahaan lain yang bergerak diberbagai bidang. Mulai batubara, perkebunan hingga kepala sawit. Ia juga merangkap sebagai Direktur PT. Nusantara Energi Indonesia yang merupakan perusahaan investasi yang berkerja sama di aneka sektor industri, seperti transportasi laut curah, energi terbarukan, pasokan pekerja, hingga jasa pertambangan.
Sedangkan calon Komisaris Utama PT. Pertamina, Mochamad Iriawan atau yang lebih dikenal Iwan Bule, adalah seorang purnawirawan polisi dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal. Ia sudah malang melintang dengan memegang berbagai jabatan penting di kepolisian. Antara lain Kapolda NTB, Kapolda Jawa Barat, Kapolda Metro Jaya, Kadiv Propam Mabes Polri, Asop Kapolri. Pernah menjabat sebagai PJ Gubernur Jawa Barat, Sekretaris Utama Lemhanas dan Ketua Umum PSSI.
Menyongsong Swasembada Energi
Pemerintahan Prabowo Subianto telah pencanangkan pencapaian swa sembaga energi dalam tempo 4–5 tahun mendatang. Saat ini Pertamina tengah mengembangkan empat terobosan bisnis rendah karbon. Meliputi pengembangan biofuel yang lebih ramah lingkungan dengan campuran bahan nabati. Mengelola 15 wilayah kerja panas bumi (geothermal) dengan kapasitas terpasang 672 MW yang akan dinaikan menjadi 1 GW dalam dua tahun ke depan. Lalu pengembangan Petrochemical dengan target produksi sebesar 3,2 juta ton di tahun 2025. Dan pengembangan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS). Terobosan tersebut merupakan komitmen persero dalam menjalankan perannya untuk mendukung tercapainya target Net Zero Emission (NZE) Pemerintah Indonesia Tahun 2060.
Menurut Jerry Massie, untuk ketahanan energi dan mendukungn pertumbuhan ekonomi 8%, pemerintah harus mendorong Pertamina melakukan gerakan masif survei pemanfaatan sumber daya alam migas dan panas bumi yang kini baru mencapai angka pada 20% dan membangun strorage cadangan penyangga energi nasional BBM. Perlu membuat Permen dan Kepmen untuk memberikan insentif bagi Badan Usaha yang melakukan penugasan survei mandiri untuk menjamin dapat mengelola wilayaj kerja yang disurvey. Membuat Permen untuk memberikan kemudahan bagi investor cadangan penyangga energi untuk membangun kilang minyak. Serta membuat Permen untuk memprioritaskan produksi dalam negeri guna memenuhi pasar domestik BBM sekaligus mengurangi impor minyak. (*)
Komentar telah ditutup.